Matapantura.id – Seiring perkembangan teknologi dan pendekatan baru dalam pendidikan tinggi, mahasiswa kini semakin dihadapkan pada tugas-tugas kuliah yang menantang dan inovatif. Salah satu contoh menarik adalah tugas membuat film. Sejauh mana film sebagai media ekspresi dapat memberikan dampak positif terhadap pengembangan kreativitas dan pemahaman mahasiswa?
Pertama-tama, membuat film sebagai tugas kuliah memberikan mahasiswa kesempatan untuk menggabungkan teori dengan praktik. Mereka tidak hanya belajar tentang aspek-aspek teknis pembuatan film seperti sinematografi, penyuntingan, dan desain suara, tetapi juga menerapkan konsep-konsep. Tentu ini mengasah keterampilan multitasking, kritis, dan pemecahan masalah yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks di kehidupan nyata.
Selain itu, kolaborasi dalam pembuatan film menjadi kunci sukses. Mahasiswa tidak hanya bekerja secara mandiri, tetapi juga belajar berkomunikasi, berkoordinasi, dan menghargai kontribusi setiap anggota tim. Proses ini menciptakan lingkungan belajar yang mirip dengan dunia pekerjaan di industri kreatif, dimana kemampuan kolaborasi sangat dihargai.
Pembuatan film ini sedang dilakukan oleh Mahasiswa Sastra Indonesia semester 7 Universitas Pamulang untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Film yang diampu oleh Zaky Mubarok, S.S., M.Pd atau kita kenal dengan sebutan Angin Kamajaya, di mana film yang dibuat oleh mahasiswa semester 7 pada masing-masing kelas nantinya akan ditayangkan pada sebuah festival.
Proses pembuatan film tersebut juga sudah dilakukan oleh beberapa kelas salah satunya kelas 07SIDE001. Seorang penulis naskah, Adinda Destiana Aisyah yang juga mengambil peran sebagai Sutradara berdasarkan kesepakatan bersama akhirnya memilah beberapa anggota kelas yang akan dijadikan sebagai aktor. Tak lupa dengan tim produksi yang kemudian dibagi berdasarkan kesepakatan bersama.
Sebagai seorang mahasiswa yang belum pernah melakukan pembuatan film agaknya banyak mengalami kesulitan dalam proses pembuatan film terutama dalam penyerasian tipe kamera, soundrecord, dan pencahayaan.
Adinda, selaku penulis naskah dan sutradara mengatakan “Sebagai seorang pemula dalam pembuatan film ini proses yang paling sulit secara teknis yang melibatkan soundrecord, kamera, dan pencahayaan. teknik pengambilan gambar, cahaya, dan suara itu sangat memakan waktu. Selain itu dari segi penceritaan terkadang menemukan hal yang tidak cocok dengan naskah awal sehingga harus dilakukan improvisasi lagi agar lebih natural.”
Kendati demikian, kesalahan dan ketidaksesuaian yang terjadi diluar prediksi tidak menjadi hambatan bagi mahasiswa Universitas Pamulang, saat ini proses pembuatan film yang dilakukan oleh Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang kelas 07SIDE001 sudah hampir selesai dalam take video di setiap scene nya. Tim editor dan Tim musik juga sedang melakukan diskusi yang mulai ketat karena proses edit akan dilakukan sebentar lagi.
Dari tim produksi, sutradara, dan aktor tentunya saling berkolaborasi demi terciptanya sebuah film yang baik yang memiliki tujuan untuk membuat pesan dalam ceritanya sampai kepada penonton.
(Anggi Aryela)