Matapantura.id – Wasekjen PB HMI, Muh Jusrianto, mengungkapkan bahwa pembangunan di Indonesia mesti bersifat terbuka sebagaimana pembangunan di negara-negara lain.
Maka dari itu, salah satunya di Uni Emirat Arab, serta masyarakat pun dapat menerima perkembangan pembangunan yang modern seperti keberadaan Pantai Indah Kapuk (PIK).
“Pembangunan yang iklusif, misalnya di kota negara lain seperti Dubai, sudah seharusnya disambut positif, apalagi itu mempengaruhi kemajuan Indonesia khususnya dari aspek tata ruang wilayah. Pantai Indah Kapuk, saya kira, berbasiskan pada modernitas yang perlu didukung,” kata Jusrianto dalam keterangan resminya, Senin (24/7/2023).
Lanjutnya, ia menuturkan meskipun menampakan kemodernan dan metropolitan, kawasan PIK tetap memperhatikan keberlanjutan serta keamanan lingkungan.
Selain itu, secara ekonomi memberikan manfaat terhadap masyarakat di sekitar. Contohnya, membuka lapangan pekerjaan dan adanya aktivitas kedermawanan.
“Sustainable environment dan environmental security tetap menjadi prioritas dalam melakukan pembangunan. PIK tentunya sudah melakukan aktivitas-aktivitas menjaga dan melestarikan lingkungan semisal budi daya mangrove. Keberadaan PIK juga membuka lapangan pekerjaan, ditambah pariwisata di sana berkembang dan kita sering kali melihat pemilik PIK komit pada aktivitas charity,” jelasnya.
Jusrianto menegaskan, apa yang dikembangkan oleh PIK sesuai dengan konsepsi pariwisata berkelanjutan yang berkontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, mendorong penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak dan lebih baik, serta berfungsi sebagai katalis untuk inovasi dan kewirausahaan yang juga berbasis pada prinsip SDG’s.
“Sustainable Development Goals (SDG’s) yang juga kita kenal Triple Bottom Line, berarti: perkembangan yang menjaga peningkatan berkelanjutan dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat, perkembangan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial, dan perkembangan yang menjaga kualitas lingkungan,” ungkapnya.
Jusrianto juga mengimbau agar pihak PIK tetap komitmen pada apa yang menjadi muatan dari SDG’s sebagaimana komitmen Indonesia yang berpegang teguh pada konsep keseimbangan antara manusia (people) dan lingkungan (planet) berdasarkan prinsip kemakmuran (prosperity), perdamaian (peace), dan kemitraan (Joint Venture).
“Rencana jangka panjang, pengembangan pariwisata berkelanjutan tidak terlepas dari pertanyaan tentang bagaimana generasi mendatang akan menghargai dan memahami pentingnya pariwisata berkelanjutan. Dampak positifnya jika berhasil menjaga keseimbangan antara nilai-nilai sosiokultural, kelestarian lingkungan, dan manfaat ekonomi. Harapannya, itu menjadi perhatian serius oleh pihak PIK,” pungkasnya.
(*)