Tangerang, Matapantura.id – Beredar di media sosial (Medsos) seorang Insinyur Indonesia, yang bernama Muhammad Said Didu atau yang lebih dikenal dengan nama Said Didu, mengatakan dirinya sedang berkeliling di beberapa wilayah yang ada di Kabupaten Tangerang.

“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya hari ini muter-muter sekitar wilayah yang dinyatakan sebagai proyek strategis nasional yang kita tahu pemiliknya adalah PT Agung Sedayu yang akan membangun jalan tol. Nah liat faktanya di lapangan, inilah wilayah-wilayah Teluknaga, hingga Mauk ini sudah habis di patok-patok oleh para pengembang tadi,” ujar Said Didu dalam keterangan video yang di terima matapantura.id, Jumat 3 April 2024.

Lanjutnya, ia menyampaikan, bahwa dampak proyek tersebut seluruh rakyat terusir, karena terdapat unsur paksaan dalam proses penjualan tanahnya masing-masing.

“Dan dampaknya ialah rakyat terusir karena dipaksa menjual tanahnya dengan harga yang sudah ditetapkan informasinya Rp. 50.000 per meter, dan kalau anda tidak menjual maka dipaksa harus menjual dia harus masuk melaporkan ke pengadilan. Kita tahu pengadilan, kita tahu pengadilan sekarang seluruh aparat pemerintah sudah terlibat proyek strategis nasional ini suruh menggusur rakyatnya,” ucap Said Didu.

Menurut Said, dari awal selalu mempertanyakan proyek Pantai Indah Kapuk (PIK) dengan jalan tol yang dibangun itu proyek strategis nasional. Namun demikian, hal itu bertujuan untuk menggusur rakyat Indonesia.

“Nah coba kita bayangkan, kita selalu bangga dari awal saya pertanyakan kenapa proyek pantai indah kapuk (PIK) dengan jalan tol yang dibangun itu proyek strategis nasional? Ternyata tujuan nya adalah menggusur rakyat dengan proyek strategis nasional, maka seluruh aturan-aturan yang terjadi di daerah dilibas dengan peraturan pusat dan semua aparat tidak bisa berperan lagi karena itu dikendalikan oleh pusat,” bebernya.

Said menuturkan, bahwa proyek strategis nasional yang dikendalikan oleh pusat itu jelas merupakan milik pihak swasta, sehingga para nelayan pun tak bisa melaut karena sudah di pagar oleh pihak pengembang tersebut.

“Tadi juga sawah-sawah yang saya kunjungi sudah banyak patok-patok akan dijual, tanah-tanah darat pun sama, termasuk tanah saya juga kena. Maka saya juga mengalaminya, tapi tidak akan dijual kemungkinan akan saya pertahankan (timbun) untuk saya terusir,” tuturnya.

“Inilah negara yang betul-betul sudah dikuasai oleh oligarki dan aparat menjadi alat bagi oligarki untuk menggusur rakyatnya. Semoga penderitaan rakyat Indonesia berakhir, saya berharap masih ada hati nurani beberapa orang untuk menyelamatkan Indonesia, oke ini kisah nyata terimakasih assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” sambungnya.

(*)