Matapantura.id, Tangerang – Pada Hari Raya Idul Fitri, sebagian umat Islam melakukan tradisi ziarah kubur ke makam keluarganya masing-masing.

Tradisi demikian ada yang menyebutnya nyekar. Sebagai sebuah tradisi, ziarah kubur pada Idul Fitri menjadi sesuatu yang sangat perlu dilakukan. Sebab, bila tidak, serasa ada yang hilang di benak mereka dalam mengisi Idul Fitri.

Hal itu dikatakan oleh Ustad Sihabudin Ace S.H.G, dirinya menjelaskan bahwa ziarah di bulan suci Ramadhan ataupun di Hari Raya Idul Fitri sekalipun, sebenarnya tidak ada perintah dan tidak ada larangan.

Karena tidak adanya larangan, orang yang suka ziarah mengambil inisiatif untuk dapat kirim doa pada hari-hari yang penuh rahmat dan ampunan (hari-hari bulan Ramadhan) dan hari yang bahagia (Idul Fitri).

“Maka akan sangat bermakna bagi orang-orang yang sedang mudik ke kampung halamannya, para penziarah akan merasa tentram jika sebelum minta maaf kepada orang lain, ia (Rdk- Penziarah) terlebih dahulu mengunjungi makam orang tuanya yang (Ketepatan) meninggal lebih dulu,” kata Ustad Sihabudin Ace S.H.G kepada Matapantura.id, Minggu (23/4/2023).

Lanjutnya, ia juga menjelaskan bahwa berziarah ke makam orang tua atau orang-orang saleh, para ulama dan wali-wali Allah SWT, boleh dengan niat agar dapat mengingatkan kita kepada akhirat.

“Maka hal itu diterangkan sebagaimana Imam Ibnu Hajar Al-Haytami dalam kitab ‘Al-Fatawa Al-Fiqhiyah Al-Kubro’,” jelasnya.

Tambahnya, ia juga menyampaikan bahwa ulama kharismatik yang ada di Banten, yaitu Syekh Nawawi Al-Bantani menerangkan bahwa hikmah disunnahkan ziarah kubur ke makam kedua orang tuanya atau salah satunya setiap hari Jumat, karena pada hari itu Allah SWT mengampuni dosa-dosanya dan dia dicatat sebagai anak yang taat serta berbakti kepada kedua orang tuanya. Hal ini sebagaimana termaktub dalam kitab Nihayatuz Zain.

“Hal itu menjadi kesempatan bagi siapapun yang merasa kurang dalam pengabdian, kepada orang tua semasa hidupnya untuk senantiasa berbakti dan mengabdi kepada mereka,” tambahnya.

Sementara itu, pantauan awak media Matapantura.id, rutinitas tahunan yang dilakukan oleh masyarakat Sepatan dan sekitarnya selalu meluangkan waktu untuk berziarah ke makam keluarganya.

“Setiap tahun setelah melakukan halalbihalal, warga Sepatan dan sekitarnya berziarah ke makam keluarganya yang di makamkan di Kramat Kepuh yang tepatnya berlokasi di Kampung Pisangan, Simpang empat, Desa Kayu Agung, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang,” ucap Ketua Umum Pemuda Bersatu Kayu Agung Hasanudin Cipeng saat dimintai keterangan melalui WhatsApp, Minggu (23/4/2023).

Menurut Hasanudin Cipeng, kegiatan ini di lakukan setiap tahun, warga datang ke Kepuh Pisangan mulai dari hari pertama hingga kedua saat lebaran, dengan tujuan masing-masing yaitu mendoakan sanak family yang dimakamkan di pemakaman umum tersebut.

“Sebuah rutinitas tahunan yang sangat positif bagi seluruh masyarakat Sepatan dan sekitarnya, mereka berziarah untuk mendoakan keluarganya yang terlebih dahulu pergi,” ujarnya.

Lanjutnya, ia juga selalu mengimbau kepada seluruh masyarakat atau para penziarah yang datang ke Kepuh Pisangan, senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dan ketertiban umum agar selalu terjalin hubungan yang semakin baik.

“Semoga di tengah kerumunan banyaknya masyarakat dan para pedagang agar melaksanakan ketertiban bersama dan jangan sampai terjadi hal yang tak diinginkan. Kemudian, tetaplah berhati-hati dalam berkendara, saling menjaga dan melindungi sesama saudara,” pungkasnya.

(Bandi Badut)