Matapantura.id, Tangerang – Proyek paving block yang berada di Kampung Pulo Santri Rt 01/01, Desa Sukadiri, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten dikritisi Ketua Investigasi DPP Lembaga Investigasi Negara (LIN).
“Sangat tidak berkualitas dan tidak sesuai dengan rencana anggaran belanja (RAB), proyek tersebut yang berasal dari Pemerintah Provinsi Banten pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dikerjakan oleh CV. Putra Alfalah Mandiri,” kata Nuryadi Ketua Investigasi DPP LIN, kepada awak media, pada Rabu (11/10/2023).
Menurutnya, proyek tersebut banyak kejanggalan mulai dari kualitas paving dan kastin yang rapuh serta hancur.
“Ketika saya memantau ke lokasi proyek, banyaknya kastin dan paving yang hancur sebelum pemasangan dan ada juga kastin yang hancur dengan sengaja dipasang oleh pekerja. Hal ini dapat diduga bahwa pihak kontraktor dengan sengaja tidak mengawasi proyek yang sedang dikerjakan tersebut,” bebernya.
Terlebih lagi, masih Nuryadi, proyek yang dikerjakan oleh CV Putra Alfalah Mandiri itu dengan nilai kontrak Rp. 185.780.000,- terkesan asal jadi.
“Awal kedatangan saya sebuah lembaran spanduk papan proyek tergeletak di lantai tak terpasang, diduga untuk menutupi anggaran yang direalisasikan. Namun demikian, kami mencoba menanyakan kepada para pekerja di lapangan terkait hal itu, akan tetapi semuanya mengabaikannya,” sambungnya.
Selain itu, pihak kontraktor yang tidak becus memberikan arahan serta pengawasan terhadap pekerja nya yang terlihat tidak menggunakan alat pelindung diri (APD).
“Ini membuat saya geram karena melihat sebuah kontraktor diduga mengabaikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) kepada para pekerjanya. Tak hanya itu, ada beberapa kastin yang saat pemasangannya tidak digalih, sungguh amburadul,” paparnya.
Lanjutnya, ia juga menuturkan akan menindaklanjuti temuan di lapangan tersebut dengan cara melakukan sebuah laporan surat.
“Saya akan melaporkan beberapa temuan di lokasi proyek, ke SP4N-LAPOR! serta menyurati dinas dinas terkait, serta inspektorat Provinsi Banten,” tegasnya.
Di tempat yang sama, salah satu pekerja proyek mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui mandor dan pihak pelaksana.
“Kurang tau kalau mandornya gak pernah ada, terus papan proyek emang kaya gitu bentuknya,” ucap pekerja di lapangan.
Hingga berita ini ditayangkan, matapantura.id masih mencoba menggali informasi.
(Red)