Matapantura.id, Tangerang – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang terus mengkampanyekan ‘Stop Boros Pangan’ kepada masyarakat dan pelaku usaha swasta dalam bidang tersebut yang ada di Kabupaten Tangerang.
Dalam kampanye ‘Stop Boros Pangan’ tersebut bertempat di Aula Kantor DPKP, pada Rabu (25/10/2023).
Kepala DPKP Kabupaten Tangerang Asep Jatnika menjelaskan terkait mengkampanyekan ‘Stop Boros Pangan’ pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada pelaku usaha swasta dan masyarakat.
Hal tersebut, sebagai upaya tindak lanjut instruksi Kemendagri RI, juga tindak lanjut keputusan Deputi bidang kerawanan pangan dan gizi pada badan pangan nasional yaitu tentang panduan operasional gerakan selamatkan pangan dan gizi.
“Sosialisasi sudah kita laksanakan dengan mengundang stakeholder seperti perusahaan swasta di bidang peternakan, pertanian, ritel dan lembaga swadaya masyarakat di bidang pangan. Kami minta kepada pelaku usaha swasta dan LSM yang bergerak bidang pangan untuk menyalurkan bantuan pangan yang masih layak dikonsumsi untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, sehingga makanan yang masih layak tidak dibuang begitu saja,” tukasnya.
Lanjutnya, Asep juga menuturkan bahwa pihaknya atau DPKP Kabupaten Tangerang mengundang
sejumlah perusahaan swasta seperti PT Charoen Pokphand Jaya Farm, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, PT Cibadak Indah Sari Farm dan Foodbank Of Indonesia (Foi) serta perwakilan organisasi kemasyarakatan.
Selain itu, ia juga meminta kepada masyarakat agar lebih efisien dalam mengkonsumsi pangan. Sebab, food waste atau mubazir makanan sampai saat ini masih tinggi.
“Food waste adalah makanan yang siap disantap, tapi terbuang begitu saja dan menjadi sampah,” bebernya.
Asep menambahkan, berdasarkan laporan badan pangan nasional, limbah makanan yang biasa disebut food lose and waste ada sekitar 31 persen.
Maka dari itu, merujuk data organisasi pangan global (rdk- FAO), sepertiga dari pangan yang diproduksi atau sekitar 1,3 miliar ton pangan terbuang setiap tahunnya.
“Kami minta masyarakat untuk belanja secukupnya dan mengampanyekan stop boros pangan, karena food lose and waste ada sekitar 31 persen. Ini menjadi tugas kita bersama untuk mengurangi boros pangan dan tidak mubazir,” ujar Asep usai membuka sosialisasi pendataan pelaku usaha pangan segara asal tumbuhan, Rabu (25/10/2023).
Asep berharap, masyarakat perlu memahami pentingnya mengurangi food loss and waste, terutama untuk mengantisipasi dampak El Nino yang mengancam produksi pangan.
“Karena itu, saya mengajak untuk stop boros pangan sebagai upaya untuk menjaga ketahanan pangan, karena dampaknya juga merugikan secara ekonomi dan lingkungan, semoga stop boros pangan dapat diterapkan dengan mengkonsumsi makanan sampai habis tak bersisa,” tambahnya.
Sebagai informasi, adapun tips mengurangi boros pangan diantaranya menyusun rencana menu makanan keluarga (meal plan), belanja bahan makanan sesuai kebutuhan, simpan makanan dengan baik dan benar sesuai karakteristik bahan makanan.
Tak hanya itu, mengkonsumsi bahan makanan secara beragam sesuai kebutuhan dan olah kembali makanan berlebih serta membagikan makanan apabila ada makanan berlebih.
(Bandi Badut)