KESEHATAN, matapantura.id – Virus Human Metapneumovirus (hMPV) kini menjadi perhatian setelah dilaporkan meningkat di beberapa negara, seperti China dan Malaysia.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, telah mengonfirmasi keberadaan virus ini di Indonesia. Meski seringkali menyebabkan infeksi ringan, hMPV dapat menjadi serius, terutama bagi individu yang rentan.
Hal senada dikatakan Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS IMC Bintaro (RS Sari Asih Group), dr Amelia Fitria Dewi, Sp.PD, menerangkan, jika Human Metapneumovirus (hMPV) adalah virus penyebab infeksi saluran pernapasan yang umum, tetapi dapat menjadi serius pada individu dengan risiko tinggi.
Menurutnya, Human Metapneumovirus (hMPV) adalah virus yang juga mirip parainfluenza, dan virus ini bisa menyebabkan penyakit campak. Diketahui, hMPV ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001 di Belanda, meskipun diyakini telah ada jauh sebelumnya.
Virus ini menjadi penyebab umum infeksi saluran pernapasan, terutama pada bayi, anak-anak, orang tua, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Bagaimana Virus hMPV Menyebar?
hMPV menyebar melalui:
1. Droplet udara: Ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin.
2. Kontak langsung: Memegang permukaan atau benda yang terkontaminasi hMPV, lalu tangan menyentuh mata, hidung, atau mulut.
3. Kontak dekat: Seperti berjabat tangan atau berciuman dengan seseorang yang terinfeksi.
Infeksi ini lebih sering terjadi pada akhir musim dingin hingga musim semi, tetapi dapat menyebar sepanjang tahun.
Gejala hMPV mirip dengan infeksi saluran pernapasan lain seperti flu atau pilek. Tingkat keparahannya bisa bervariasi, dari hanya ringan sampai berat.
1. Pilek atau hidung tersumbat.
2. Batuk.
3. Demam ringan hingga sedang.
4. Sakit tenggorokan.
5. Sesak napas atau napas berbunyi (wheezing).
6. Kelelahan atau lemah.
Pada beberapa kasus, terutama pada kelompok rentan, hMPV dapat menyebabkan infeksi yang lebih serius seperti:
• Bronkiolitis: Peradangan pada saluran udara kecil di paru-paru.
• Pneumonia: Infeksi paru-paru.
• Eksaserbasi penyakit paru kronis: Misalnya pada pasien dengan asma atau PPOK.
Siapa yang Berisiko?
1. Bayi dan anak kecil: hMPV adalah penyebab umum infeksi saluran pernapasan pada kelompok ini.
2. Lansia: Sistem kekebalan tubuh yang melemah membuat mereka lebih rentan.
3. Individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah: Seperti pasien HIV, kanker, atau penerima transplantasi organ.
4. Penderita penyakit paru kronis: Misalnya asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Untuk saat ini, tidak ada pengobatan khusus atau antivirus yang disetujui untuk hMPV. Penanganan berfokus pada meringankan gejala dan mendukung sistem tubuh dalam melawan infeksi.
“Saat tubuh demam atau nyeri bisa diringankan dengan obat antipiretik seperti paracetamol atau ibuprofen. Dan jika terjadi hidrasi, minum cukup cairan untuk mencegah dehidrasi. Sedangkan jika batuk, bisa menggunakan humidifier atau konsumsi cairan hangat untuk meredakan iritasi tenggorokan,” ujar dr Amelia Fitria Dewi, Sp.PD.
Pencegahan hMPV
1. Cuci tangan: Dengan sabun dan air selama setidaknya 20 detik.
2. Hindari kontak dekat: Dengan orang yang sakit.
3. Gunakan masker: Saat di tempat umum atau jika sedang sakit.
4. Disinfeksi permukaan: Bersihkan benda yang sering disentuh seperti gagang pintu dan mainan anak-anak.
5. Etika batuk: Tutup mulut dan hidung dengan siku atau tisu saat batuk atau bersin.
Dengan menjaga kebersihan, menghindari kontak dengan individu yang sakit, dan segera mencari perawatan medis saat gejala berat muncul, risiko komplikasipun dapat diminimalkan.
(Rdk)